RSS

Moonlight Melody chap 9

27 Feb

moonlight melody yuhuu

Moonlight Melody

Cast : Ryeowook, Sungmin, Kyuhyun

Rated : T

Genre : Romance, Angst, Drama, Action, (GS)

Disclaimer : ff ini hasil dari imajinasi saya, semuanya hanya fiktif dan tidak ada hubungannya dengan dunia nyata.

*selamat membaca*

~o~

Putri Kim membuka matanya perlahan. Pagi ini adalah pagi pertama bagi dirinya bangun tidur dalam keadaan yang tenang dan damai. Sebuah pelukan hangat terasa mendekap dirinya, sangat lembut dan hangat namun memberikan rasa aman bagi dirinya. Helaan nafas pelan terasa menyentuh pucuk kepalanya. Perlahan Putri Kim menengadahkan kepala untuk melihat sosok yang tengah memeluknya. Seraut wajah tampan itu kini tengah tertidur. Mungkin ia masih tertidur nyenyak walaupun mentari pagi telah bersinar terang menerangi Joseon di pagi ini. Putri Kim menatap lekat wajah damai suaminya. Tangan mungil Putri Kim terulur untuk menyentuh pipi suaminya. Ketika kedua kulit itu bersentuhan lembut, bibir Putri Kim tersungging, menampilkan senyum manis yang menawan. Disusupkan kepalanya di dada Bangsawan Cho, terdengar irama detakan jantung yang teratur yang membuat hatinya damai.

 

Teringat kembali perkataan Bangsawan Cho tadi malam. Malam yang bagi mereka berdua menjadi malam yang penuh emosi, luapan airmata dan untaian maaf menjadi pengiring dirinya menuju kedalam alam mimpi.

 

***

 

“Kau tahu, aku telah mendengar semuanya dari ayahmu, bahwa Gubernur Yun telah lama menginginkanmu. Kami berdua telah merencanakan sesuatu, tapi, belum sempat rencana itu terwujud, beliau telah meninggalkan kita lebih dulu” ucap Bangsawan Cho sambil menggenggam tangan Putri Kim.

 

“rencana? Rencana apa maksudmu?” tanya Putri Kim tidak mengerti.

 

“pernikahan kita ini, adalah jalan keluar bagi Tuan Kim untuk menyelamatkanmu dari Gubernur Yun. Maafkan aku, karena telah membuat alasan yang begitu menyakitimu, menggunakan cara yang salah, agar kau bisa berada di tempat yang aman, yang tidak bisa dijangkau oleh laki-laki brengsek itu. Seandainya pada malam kematian Tuan Kim, aku mengatakan yang sebenarnya padamu, mungkin….”

 

“mungkin aku tidak akan pernah percaya padamu” potong Putri Kim sambil menatap lembut suaminya.

“mungkin pada saat itu, aku akan merasa bahwa kau hanya mencari alasan untuk menyelamatkan dirimu sendiri. Jika aku berada di posisimu, entah keputusan apa yang akan aku ambil, kau begitu berani Bangsawan Cho. Demi aku, seseorang yang tidak ada nilainya sedikitpun, kau rela mengorbankan nama-mu demi melindungi keluargaku. Maafkan atas sikap dinginku selama ini. Maafkan aku….” Putri Kim kembali terisak.

 

“tidak…” Bangsawan Cho memeluk Putri Kim dengan lembut. “mulai sekarang, jangan lagi ucapkan kata maaf! Dan jangan ada lagi airmata kesedihan dari matamu” kata lelaki itu sambil mengusap airmata yang berada di ujung pelupuk mata istrinya.

 

“terima kasih Bangsawan Cho… terima kasih telah menyelamatkanku… terima kasih atas kebaikan yang telah kau berikan untukku…” lirih Putri Kim pelan sambil mengenggelamkan kepalanya dalam pelukan suaminya.

 

***

Beberapa saat kemudian, terasa Bangsawan Cho memeluk tubuh istrinya lebih erat, dan Putri Kim dapat merasakannya dengan jelas. Kepalanya kembali mendongak untuk melihat wajah suaminya. Tiba-tiba pipinya langsung bersemu merah ketika beradu pandangan dengan Bangsawan Cho yang tengah tersenyum lembut padanya.

 

“selamat pagi… istriku…” suara Bangsawan Cho terdengar masih parau, khas seseorang yang baru bangun dari tidurnya. Nada suaranya terdengar sedikit menggoda ketika mengucapkan kata “istriku”.  Putri Kim tersenyum malu mendengar panggilan dari suaminya barusan.

 

“Ne… selamat pagi…” Putri Kim menghindari tatapan Bangsawan Cho. Entahlah, berada dalam jarak sedekat ini membuat dirinya merasa canggung, apalagi pelukan Bangsawan Cho masih belum beralih dari pinggangnya yang ramping.

 

“heey… mengapa kau tidak menyebutku dengan sebutan ‘suamiku’ atau yang lainnya mungkin?” Bangsawan Cho memberikan tatapan protes  pada istrinya.

 

“maafkan aku… aku… masih belum terbiasa memanggilmu seperti itu” jawab Putri Kim masih dengan senyum malu.

 

“jika tidak dibiasakan, bagaimana akan terbiasa?” Bangsawan Cho menaikkan alisnya.

 

“ta-tapi…”

 

“ayolah, ulangi lagi!” penuh harap Bangsawan Cho menatap istrinya tepat di bola mata karamelnya.

 

Sejenak Putri Kim agak ragu untuk mengucapkan kata yang ingin didengar oleh suaminya. Tapi melihat wajah Bangsawan Cho yang penuh harap, dirinya menjadi tidak tega untuk mengabaikan permintaan suaminya itu. Bibirnya tersungging sedikit, memperlihatkan senyuman canggung di bibirnya.

 

“selamat pagi… s-suamiku…” wajah Putri Kim merona merah mendengar suaranya sendiri ketika memanggil Bangsawan Cho.

 

Tiba-tiba Bangsawan Cho melepaskan pelukannya, lalu ia membaringkan tubuhnya sambil merentangkan tangan kirinya. Sementara kepala Putri Kim masih terbaring diatas tangan kanan Bangsawan Cho. Senyuman lebar kini menghiasi wajah tampannya. Ia menarik nafas dalam sambil menatap langit-langit kamar yang berwarna putih.

 

“ke-kenapa?” Putri Kim merasa heran dengan sikap suaminya itu. Tapi, Bangsawan Cho hanya menggelengkan kepalanya. Segera ia memeluk Putri Kim kembali.

 

“tidak apa-apa. aku hanya merasa bahagia bisa mendengar kata itu darimu. Kau tahu, aku sempat merasa putus asa, apakah selamanya hubungan kita tidak akan pernah membaik. Tapi ternyata… aku salah” ujar Bangsawan Cho lembut sambil memainkan poni rambut istrinya.

 

“begitupun denganku” Putri Kim menimpali dengan suara pelan. Tangannya melingkari punggung Bangsawan Cho, sedangkan kepalanya ia masih berada di dada suaminya.

“aah, sekarang sudah siang, mungkin ayah dan ibu telah menunggu kita” ingat Putri Kim sambil mendongakkan kepala.

 

“benarkah? Asssh, bisakah satu kali ini kita melewatkan sarapan bersama? Aku ingin lebih lama bersama denganmu” Bangsawan Cho merajuk.

 

“eeeeh, tentu saja tidak boleh. Nanti bagaimana jika ayah dan ibu datang kemari?” Putri Kim mendudukkan dirinya diatas tempat tidur. “lagipula, kita harus memberitahu mereka, bahwa kita berdua telah berbaikan. Aku yakin, ini akan menjadi kabar bahagia untuk ayah dan ibu” ingat Putri Kim sambil menatap lembut mata suaminya.

 

“aaah benar juga…” dengan agak malas Bangsawan Cho pun mendudukkan dirinya disamping istrinya. “kalau begitu, ayo kita bersiap-siap” tangan Bangsawan Cho mengelus rambut Putri Kim dengan penuh kasih sayang.

 

“ne” angguk Putri Kim sambil tersenyum.

 

~o~

 

Rasa hangat dan keakraban kini memenuhi suasana ruang makan. Tuan dan Nyonya Cho sangat bahagia ketika mendengar bahwa Putri Kim dan Bangsawan Cho telah berbaikan. Rasanya tidak ada hal yang paling melegakan selain mendengar kabar bahagia ini. Kini tidak ada rasa canggung atau kaku dari sikap Putri Kim, yang ada hanyalah rasa bahagia dan suka cita yang membias dari wajahnya.

 

Tuan dan nyonya Cho begitu tenang ketika melihat Putri Kim dan Bangsawan Cho tertawa bersama-sama dan saling memberikan tatapan penuh kasih sayang. Nyonya Cho melirik suaminya yang melihat pemadangan di depannya dengan penuh perasaan sukacita. Ia balas melirik istrinya dengan penuh arti. Akhirnya, ia bisa menepati janji pada mendiang teman lamanya. Akhirnya, Putri Kim dapat merasakan rasa bahagia menjadi menantu di keluarga Cho.

 

~o~

 

Siang itu, udara terasa sangat sejuk. Terlihat Bangsawan Cho yang tengah menunggangi kuda hitamnya menuju suatu tempat yang ada di tepian pantai, tidak jauh dari Istana Bangau Terbang. Setelah beberapa waktu, dapat ia lihat seorang lelaki yang sepertinya tengah menunggu dirinya. Rambutnya yang terikat dibelakang dan pedang yang tersampir  di pinggangnya menjadi ciri khas seseorang yang telah ia kenal dengan baik.

 

Ketika mendengar suara langkah kuda, lelaki itu menolehkan kepalanya melihat siapa yang datang. Setelah Bangsawan Cho turun dari atas kuda, lelaki itupun memberikan hormat dengan membungkukkan badannya.

 

“mengapa kau ingin bertemu denganku ditempat ini Lee?” tanya Bangsawan Cho.

 

Senyum lembut namun penuh dengan luka itu nampak di wajah Lee. Dia mengalihkan pandangannya kearah lautan yang mana ombak putih yang bergulung saling berkejaran satu sama lainnya. Deburan ombak yang terdengar mungkin akan terdengar sama dengan deburan perasaan di hatinya saat ini.

 

“maaf jika aku telah mengganggu waktumu untuk datang kemari”

 

“tidak. Aku sama sekali tidak terganggu” geleng Bangsawan Cho segera. “jika aku boleh tahu, apakah sesuatu yang ingin kau bicarakan itu?”

 

Lee menjulurkan tangan kanannya yang memegang sebuah kotak. Bangsawan Cho menatap kotak itu dengan lekat.

 

“aku rasa, aku tidak bisa menyimpan benda ini lebih lama lagi. sudah tidak ada alasan untukku melakukannya” ujar Lee.

 

Bangsawan Cho meraih kotak itu, lalu membukanya perlahan. Terdapat cincin giok didalamnya. Cincin yang telah ia titipkan pada Lee di malam kematian Tuan Kim.

 

“aku tidak mengira kau masih menyimpannya” Bangsawan Cho tersenyum.

 

“benda itu bukan milikku. Dan selamanya tidak akan pernah aku milikki” Lee menatap kotak itu dengan beragam perasaan. “bagiku, itu bukan hanya sebuah cincin yang biasa, tapi itu adalah perumpamaan sebuah janji. Kau ingat, kau telah membuat janji pada Tuan Kim bahwa kau akan melindungi putrinya dengan segenap nyawamu. Maka penuhilah janjimu itu” Lee menatap Bangsawan Cho tepat dimatanya.

 

“apakah ini artinya kau telah merelakan Putri Kim untuk bersamaku?”

 

“sejak awal, kaulah orang yang menjadi pemilik hatinya… Tidak ada alasan untukku tidak merelakanmu bersama dengannya… Jika bersama denganmu bisa membuatnya bahagia… mengapa aku harus menghalangi kalian?” suara Lee terdengar agak bergetar. Ia menghembuskan nafasnya dengan berat sambil memandang lautan yang luas. Berharap dengan melihat kilauan warna biru yang seluas matanya memandang, akan memberikan sedikit ketenangan di hatinya.

 

“aku tidak tahu apa yang harus aku katakan padamu Lee… Cintamu padanya begitu besar, aku tidak yakin bisa membuatnya bahagia” Bangsawan Cho turut memandangi lautan di hadapannya.

 

“tentu saja kau bisa. Cincin giok itu adalah buktinya… Aku tidak akan menyesal mempercayakan Putri Kim padamu” senyum lembut itu kini telah kembali di wajah Lee.

“Tapi… tentu saja ada satu syarat yang harus kau penuhi untuk mendapatkan apa yang telah aku berikan itu” Bangsawan Cho terlihat kaget mendengar perkataan Lee.

“kumohon, izinkan aku untuk terus melindunginya” terdengar nada serius dari suara Lee.

 

“apa maksudmu?” Bangsawan Cho mengernyitkan alisnya.

 

“kita berdua telah membuat janji pada orang yang sama. Kau telah berjanji pada Tuan Kim, begitupun denganku. Yang berbeda adalah, kau bisa melindungi dan memiliki Putri Kim, sedangkan aku hanya bisa melindungi tanpa bisa memilikinya” Lee menoleh menatap Bangsawan Cho yang juga sama tengah menatap matanya. “setidaknya, izinkan aku untuk melindunginya walau hanya dari kejauhan. Izinkan aku untuk memenuhi janji yang telah aku buat pada Tuan Kim. Hanya itu yang kuinginkan”

 

“tapi… kau akan terluka Lee” lirih Bangsawan Cho pelan.

 

Lee mengalihkan pandangannya lalu menundukkan kepalanya menatapi pasir yang ia pijak. Gemuruh di dadanya terbaur dengan gemuruh ombak yang menerjang batu karang di sekitarnya. Ia mengumpulkan kekuatannya, sebelum ia mengeluarkan suaranya.

 

“sampai kapanpun, mungkin aku tidak akan bisa mengelak dari luka ini, kau tahu… mungkin… ini telah menjadi takdir hidupku. Hanya bisa melindungi orang yang aku cintai” ujar Lee sambil tersenyum.

 

Lee melangkahkan kakinya kearah Bangsawan Cho, lalu membungkukkan badannya.

 

“sebaiknya kau segera pulang. Hari sudah sore. Terima kasih telah menyempatkan waktu datang kemari” angguk Lee sambil tersenyum, setelah itu dia meninggalkan Bangsawan Cho yang masih terpekur menatapi cincin giok di tangannya.

 

Didalam perjalanan pulang, Bangsawan Cho memikirkan kembali perkataan Lee. Dia memilah lalu mengartikan setiap kata demi kata. Dan ia dapat menyimpulkan bahwa apa yang telah dikatakan lelaki itu ada benarnya. Dialah pemilik Putri Kim, Bangsawan Cho-lah yang memiliki hati dan cinta Putri Kim. Mungkin memang benar, ini sudah takdir yang harus dijalani oleh mereka bertiga. Bangsawan Cho menyunggingkan senyumnya, lalu mempercepat langkah kuda yang ia tunggangi. Rasanya dia ingin segera melihat wajah istrinya, wajah Putri Kim.

 

~o~

 

Bulan purnama masih bersinar terang. Walaupun bentuknya tidak bundar sempurna, tapi itu tidak mempengaruhi keindahan yang ia pancarkan.  Sudah beberapa saat yang lalu matahari kembali ke tempat peraduannya di ufuk barat. Burung malam dan beberapa kelelawar terlihat terbang sesekali melintasi puncak pohon sakura. Putri Kim masih asyik menatapi keindahan malam melalui jendela kamarnya yang sengaja ia buka. Sambil menantikan kedatangan Bangsawan Cho, dia termenung melihat langit malam yang berhias purnama.

 

Kilasan masa lalu kembali terbayang di ingatannya. Ia teringat pertemuan pertama dengan Bangsawan Cho, bagaimana laki-laki itu telah menyelamatkan nyawanya dan juga Lee. Mengingat nama Lee, hatinya berdesir aneh.

 

“Lee…” bisik Putri Kim secara tidak sadar.

 

Kejadian tadi malam, tampak bermain dalam ingatannya. betapa ia telah bersikap keterlaluan pada laki-laki itu. Seharusnya ia sadar, bukan maksud Lee untuk menyembunyikan kebenaran itu darinya. Baik itu Bangsawan Cho maupun Lee melakukan hal yang terbaik yang bisa mereka lakukan untuk melindunginya, mengapa ia tidak menyadari hal itu sejak awal? Putri Kim menghela nafas berat.

 

“maafkan aku Lee…” lirihnya pelan, sepelan angin yang berdesau di luar sana.

 

Suara pintu kamar yang terbuka, terdengar dengan jelas di telinga Putri Kim. Dia menatap kearah pintu untuk melihat apakah suaminya yang datang atau bukan. Ia terpaku di tempatnya, ketika Bangsawan Cho berdiri di ambang pintu.

 

“apakah kau sedang menungguku?” tanya Bangsawan Cho merasa tidak enak dengan tatapan Putri Kim padanya, kakinya masih terdiam di depan pintu yang telah tertutup rapat.

 

“ah, tidak” geleng Putri Kim sambil tersenyum canggung.

 

“haah, benarkah? Jadi kau tidak sedang menungguku?” terdengar nada merajuk dari suara Bangsawan Cho, dirinya menghampiri Putri Kim yang masih duduk di tempatnya semula.

 

“aah~ bukan begitu, aku… maksudku… ummh” Putri Kim mencari kata yang tepat untuk menyampaikan maksudnya. Setelah beberapa detik masih tidak menemukan kata yang tepat, maka Putri Kim menatap mata suaminya yang kini telah duduk dihadapannya. “baiklah… aku memang sedang menunggumu, mengapa kau baru kembali?” Putri Kim menundukkan kepalanya, dan pipinya terasa panas.

 

Melihat tingkah istrinya, Bangsawan Cho hanya tersenyum.

 

“aigo~, istriku… rupanya kau sangat merindukanku hari ini…” Bangsawan Cho tersenyum menggoda, sementara wajah Putri Kim telah sangat memerah.

 

“kau pasti haus…” kata Putri Kim sambil menuangkan  air teh kedalam cangkir.

“silahkan”  kata Putri Kim sambil memberikan secangkir teh ke hadapan Bangsawan Cho.

 

“hanya itu saja?” Bangsawan Cho tidak segera menerima cangkir itu, menyebabkan Putri Kim mendongak menatap suaminya.

 

“istriku, kau menyajikan teh ini untuk siapa?” tanya Bangsawan Cho pelan, dan jangan lupakan senyum menggoda di wajahnya yang tidak henti membuat wajah Putri Kim merah merona.

 

Seolah menyadari sesuatu, Putri Kim berkata dengan suara yang lemah lembut.

 

“silahkan diminum teh-nya, Suamiku” kali ini, Putri Kim memberanikan diri menatap mata Bangsawan Cho.

 

Mendengar kata “suamiku” yang meluncur dari bibir istrinya, Bangsawan Cho tertawa bahagia.

 

“baiklah, gamshamnida, Istriku yang cantik” puji nya sambil meminum teh itu hingga habis, setelah itu ia menaruh cangkirnya di atas meja.

 

Suasana terasa sangat canggung dan kaku. Tidak ada bahan pembicaraan lain diantara mereka. Aah sebenarnya, sangat banyak yang ingin disampaikan oleh keduanya, hanya saja entah mengapa suasana yang kaku seolah membuat beku lidah mereka.

 

“eummh, tadi aku bertemu dengan Lee” Bangsawan Cho mulai membuka suara. Mendengar nama Lee, Putri Kim seolah terkejut.

 

“Lee? untuk apa kau menemuinya?”

 

“dia hanya mengembalikan barang yang dulu kutitipkan padanya” ujar Bangsawan Cho sambil mengeluarkan kotak hitam dari balik bajunya.

 

Melihat kotak hitam itu, Putri Kim kembali teringat pada mendiang ayahnya. Segera dibukanya kotak yang berisi cincin giok itu, lalu diambilnya dengan hati-hati.

 

“mengapa kau menitipkan cincin ini pada Lee? Bukankah sebaiknya kau memberikan ini langsung padaku?” kedua pandangan mata itupun saling beradu.

 

“aku tidak yakin bahwa aku bisa memperbaiki hubungan diantara kita. Jika kau menerima cincin itu sejak awal, aku tidak tahu mungkin kau akan semakin membenciku. Sehingga aku menitipkannya pada Lee. Dia adalah orang yang bisa aku percaya untuk menjaga hal yang paling penting dalam hidupku ini” Bangsawan Cho menggenggam tangan kiri Putri Kim.

 

Putri Kim hanya tersenyum simpul sambil mempermainkan cincin di tangan kanannya. “lalu, mengapa kau tidak memakainya? Bukankah sekarang cincin ini telah resmi menjadi milikmu?”

 

“ccck, aku tidak bisa” jawab Bangsawan Cho pelan.

 

“k-kenapa?” Putri Kim seolah menyadari pertanyaan yang meluncur dari bibirnya terlalu terburu-buru.

 

“haha, aku tidak bisa memakainya sendiri. bagaimana jika kau yang memasangkannya di jariku?” goda Bangsawan Cho yang menyebabkan Putri Kim tersipu malu.

“aah, sebenarnya masih ada yang harus aku berikan padamu” kata Bangsawan Cho sambil kembali mengeluarkan sebuah kotak kecil dari balik pakaiannya. Sebuah kotak kecil berwarna putih dan terdapat ukiran anggrek biru di atas penutupnya.

 

“bukalah!” pinta Bangsawan Cho.

 

Putri Kim mengambil kotak itu lalu dibukanya perlahan. Sebuah cincin yang terbuat dari perak dan dihiasi dengan bentuk bunga anggrek di tengah-tengah cincinnya, terlihat indah berada didalam kotak itu.

 

“ini…” Putri Kim mengangkat kedua alisnya sambil menatap Bangsawan Cho.

 

“itu adalah cincin yang menjadi hadiah turun temurun pada anak pertama dari setiap anggota keluarga. Dan… kau tahu, cincin itu khusus diperuntukan bagi menantu perempuan di keluarga Cho. Aku harap kau bisa menerimanya” ungkap Bangsawan Cho sambil tersenyum.

 

Putri Kim tercengang mendengar penuturan Bangsawan Cho. Tidak tahu apa yang harus ia katakan. Kebahagiaan hatinya membuncah seiring dengan tangan Bangsawan Cho yang mengambil cincin perak dari tangannya. Lalu dengan lembut memasangkan cincin itu di jari manisnya.

 

“bisakah kau memasangkan cincin giok itu untukku?” tanya Bangsawan Cho sambil menelisik wajah Putri Kim yang tersenyum lembut.

 

“tentu saja…” Putri Kim tersenyum haru ketika cincin giok itu telah terpasang di jari manis Bangsawan Cho. Entah bagaimana caranya, kedua cincin itu sangat pas di jari manis masing-masing. Tanpa mengukurnya terlebih dulu, dan tanpa mencocokkan lebih dulu. Mungkin inilah yang dinamakan takdir cinta. Segalanya akan terasa pas jika memang telah menjadi takdir dan jodohnya sendiri.

 

Bangsawan Cho segera menarik Putri Kim kedalam pelukannya. Hatinya merasa tenang, apa yang ia harapkan selama ini, kini telah menjadi nyata. Hidup bersama dengan Putri Kim bukanlah menjadi sesuatu hal yang mustahil lagi. Kini ia bisa menyambut hari esok dengan penuh keyakinan, yakin bahwa cinta mereka akan selalu bersama, selamanya.

 

Begitupun dengan Putri Kim. Matanya terpejam merasakan perasaan hati yang bahagia. Apa yang diinginkan oleh mendiang ayahnya, dengan menjadikan Bangsawan Cho sebagai suaminya, kini bisa terwujud menjadi nyata. Hati Putri Kim meyakini, bahwa sejak hari ini dan keesokan hari kedepannya, hanya lelaki inilah yang akan selalu berada di dalam hatinya, menjadi pemilik cintanya. Selamanya~~~

 

Tiba-tiba semilir angin terasa masuk kedalam kamar melalui jendela yang masih terbuka sejak tadi. Bangsawan Cho menoleh kearah jendela yang terbuka agak lebar.

 

“mengapa kau tidak menutup jendelanya? Angin malam sangat berbahaya, bagaimana jika nanti kau sakit” kata Bangsawan Cho sambil berjalan kearah jendela.

 

Ketika tangannya akan menarik jendela itu, tangan Putri Kim segera menahan Bangsawan Cho.

 

“jangan ditutup!” cegah Putri Kim, yang mendapat respon berupa tatapan tanda tanya dari suaminya.

 

Putri Kim tersenyum manis, “sejak tadi, aku sedang melihat pemandangan langit malam. Telah lama aku tidak melihat keindahan malam seperti ini” ujar Putri Kim sambil menatap langit yang bertabur bintang. Beruntung hanya ada beberapa awan tipis yang berarak di bawah sinar bulan itu sehingga pemandangan indah bintang yang bersinar masih dapat dinikmati oleh matanya.

 

“lihatlah, tidakkah kau merasa bahwa langit malam ini terlihat sangat cantik?” tanya Putri Kim sambil menunjuk bulan purnama di atas langit itu.

 

Bangsawan Cho hanya menggeleng sambil menatap Putri Kim.

 

“malam ini memang terlihat sangat cantik, tapi bukanlah keindahan langit itu yang membuat malam ini menjadi indah dan cantik, tapi… karena seorang bidadari yang sedang berdiri dihadapanku saat ini” Putri Kim tidak bisa menjawab sepatah katapun, jantungnya berdetak kencang karena Bangsawan Cho yang terus menatapnya dengan lekat.

 

Bangsawan Cho tersenyum lembut melihat Putri Kim yang tertunduk malu. Tangannya menarik tangan Putri Kim agar jarak keduanya menjadi lebih mendekat. Dengan telunjuknya, Bangsawan Cho  mengangkat dagu Putri Kim yang masih tertunduk. Tatapan mata mereka saling beradu, mengalirkan getaran-getaran lembut nan syahdu di hati masing-masing. Bangsawan Cho memandangi wajah Putri Kim dengan sangat puas. Jika kemarin ia hanya bisa menikmati wajah cantik ini dari kejauhan, kini ia dapat menyaksikan kecantikan itu hanya dari jarak sejengkal tangan saja.

 

Bulu mata yang lentik, hidung yang mancung, dan bibir mungilnya yang berwarna merah membuat Bangsawan Cho merasa kesulitan untuk menormalkan debaran di dadanya. Tangan kanan Bangsawan Cho mengelus pipi sebelah kiri istrinya dengan pelan dan lembut, seolah ia merasa takut bahwa kehalusan kulitnya akan rusak jika ia mengusapnya dengan kuat. Putri Kim terpejam merasakan usapan lembut di pipinya. Dan dia semakin enggan untuk membuka kelopak matanya ketika ia merasakan helaan nafas yang memburu tepat didepan wajahnya. Tangan kiri Putri Kim segera meremas tangan Bangsawan Cho yang masih berada di pipinya, membuat usapannya terhenti. Dengan agak berat, Putri Kim memberanikan diri menatap Bangsawan Cho yang wajahnya saat ini berada sangat dekat dengan wajahnya itu. Tanpa menunggu lagi, Bangsawan Cho mulai menghapus jarak diantara mereka. Bibir Bangsawan Cho ditempelkan di bibir istrinya lalu dengan leluasa meraup bibir mungil yang selama ini ia inginkan. Beberapa kali ia menghisap bibir bawahnya dengan penuh nafsu, bahkan tanpa sadar beberapa kali ia menggigit bibir mungil itu dengan pelan. Lidah Bangsawan Cho terjulur, mencari dan membelit lidah Putri Kim agar saling melumat satu sama lain dan mereka bisa saling mengecapi rasa manis dari lidah masing-masing. Kedua tangan Putri Kim mengalung di bahu suaminya sambil ia memiringkan kepalanya untuk mendapat akses yang lebih leluasa di mulutnya. Mata Putri Kim terpejam menikmati momen terindah dalam hidupnya.  Kedua tangan Bangsawan Cho memeluk tubuh ramping Putri Kim, dan sesekali, tangan kanannya meremas rambut Putri Kim dan menarik tengkuknya agar ia mendapat ciuman yang lebih dalam.

 

Beberapa menit kemudian, bibir mereka saling terpisah, karena pasokan udara di paru-paru yang telah menipis. Nafas keduanya tersengal, dan Putri Kim tidak berani menatap wajah Bangsawan Cho. Pipinya terasa seperti terbakar, panas, yang menyebabkan kulit pipinya merona merah. Kedua tangan Bangsawan Cho menangkup pipi tirus istrinya, ia hanya tersenyum ketika melihat bibir merah istrinya itu menjadi semakin merah dan agak membengkak.

 

“aku mencintaimu… aku mohon, apapun yang terjadi, tetaplah berada disampingku” bisik Bangsawan Cho setelah nafasnya kembali normal.

 

“ummh…” angguk Putri Kim sambil menatap Bangsawan Cho.

 

“berjanjilah, bahwa kita akan selalu bersama apapun yang terjadi. Kita akan selalu bersama mengarungi hidup ini, dalam suka atau duka, dalam senang atau sedih. Berjanjilah!” pinta Bangsawan Cho.

 

“iya… aku berjanji akan selalu bersama denganmu, mengarungi kehidupan ini, baik suka ataupun duka, baik senang ataupun sedih” angguk Putri Kim sambil tersenyum lembut.

 

“gomapta…” Bangsawan Cho kembali menciumi bibir Putri Kim, kali ini ia sambil menggendong Putri Kim lalu membaringkannya di atas tempat tidur dengan lembut.

 

Ketika punggungnya menyentuh tempat tidur, Putri Kim menatap Bangsawan Cho dengan tatapan yang canggung. Bangsawan Cho mengerti dengan tatapan itu, dia tersenyum lembut. Kemudian ia mencium kening Putri Kim mengharap dapat memberikan ketenangan untuk istrinya ini. Kemudian bibirnya turun pada kedua mata Putri Kim yang terpejam. Setelah itu, ia menuju pipi yang halus itu. Diciumnya pipi kanan dan kirinya bergantian. Putri Kim meremas selimut yang ada di bawah tubuhnya. Tidak terkira rasa canggung, dan berdebar yang ia alami saat ini. Rasa canggung, karena malam inilah akan menjadi malam pertama yang sesungguhnya baik itu bagi dirinya, maupun bagi Bangsawan Cho. Malam pertama, dimana cinta Putri Kim kembali bersemi untuk Bangsawan Cho. Malam pertama, yang akan menjadi awal dari kebahagiaan dalam hidupnya. Malam pertama dimana cintanya dan cinta suaminya akan bersatu baik jiwa ataupun raga.

 

Perlahan, Bangsawan Cho menarik tali hanbok yang menjadi penahan agar baju itu tetap berada di tempatnya. Tidak bisa digambarkan bagaimana gemuruh di dada mereka. Putri Kim menahan nafas ketika Bangsawan Cho telah membuka pakaian atasnya, yang menyisakan kain putih yang menjadi pakaian dalam yang melindungi permukaan kulitnya saat ini. Bangsawan Cho mulai menempatkan dirinya dengan berbaring disamping Putri Kim. Ia menyangga beban tubuhnya dengan sikut dan lututnya. Dia menatap lagi wajah Putri Kim untuk yang kesekian kalinya. Rasanya tidak ada kata puas ketika menatapi kecantikan alami yang terpancar dari wajah istrinya ini. Mata Putri Kim yang terpejam seolah memberinya izin untuk melakukan hal yang seharusnya ia lakukan sebagai sepasang suami istri. Bibir istrinya yang merah seolah terus mengajak dirinya agar segera mengecapi rasa manis yang akan mereka dapatkan. Putri Kim membuka matanya perlahan memperlihatkan tatapan sayu yang sangat menggoda dimata Bangsawan Cho.

 

“aku sangat mencintaimu… jadilah milikku selamanya” bisik Bangsawan Cho dengan nafas yang memburu. Segera ia menghampiri bibir merah yang telah menantinya sejak tadi. Dengan penuh kelembutan, lidahnya menjilati permukaan bibir halus itu sebelum akhirnya lidahnya membelit lidah yang berada didalam mulut Putri Kim. Tangan Bangsawan Cho meremas tangan Putri Kim yang terasa dingin dan gemetar. Suara kecipak dari kedua mulut itu terdengar semakin jelas, ketika Bangsawan Cho semakin memperdalam ciumannya.

 

*aah udah ah, gak sanggup nerusin. Hahahaha…. Mianhe.. TeBeCe disini yah*

 

😀 V :*

 

***

 

Kyaaaaaaaa ini Bangsawan Cho, beneran menyebalkan. Beraninya dia melakukan ini padaku. Ketika membaca ulang, hwaaah aku gigit-gigit bantal. Bagaimana bisa Bangsawan Cho selembut ini. Uugghh… >////< eh eh eh, ini hot nggak? Huahahahaha. V

 

“Aah, Umin, nae yeobo *gak ada protes* 😀 dari pada sedih-sedih sendirian, mending kesini yuk, kita ikutan kayak KyuWook yuuk!”gkgkgk. *dibakar

 

OMG, pengen liat kecantikan Putri Kim, nih aku kasih Badawook yang paliiiiiiiiiiiing cantik, tapi kalian bayangin dia pake hanbok.

47737c9agw1e807h7ncwaj20m80xcgzo

(iniiii… umin nya abaikan aja ya sodarah-sodarah) ^^

 

tumblr_l6ulivAzpn1qc8jdv 47737c9agw1e80hl0atz1j20m80xcwlu

Oh my god >,< dan juga bayangin si King Kyu, hwaaaahhh aku melting…. Hihihi..

BgxYzxkCIAEkg_c BegCBGACMAEMRIS

BhAN81hCQAAWhRn

 

(ini, klo lagi bertarung kayak gini nih gayanya. kekekek)

 

Ummh, untuk panggilan “suamiku”, “istriku” enaknya pake apa ya? Ini aku serahin pada readerdeul semua deh 🙂 *tolong kasih masukan! 🙂

Baiklah, aku pamit aja. Mau nerusin apa yang dilakukan KyuWook, bersama dengan suami tercinta, Lee Sungmin. *JDUAGH 😛

 

See u next time.

 
23 Komentar

Ditulis oleh pada Februari 27, 2014 inci (FF) Moonlight Melody, Fanfiction

 

Tag: , , , , ,

23 responses to “Moonlight Melody chap 9

  1. wookiepoopz

    Februari 27, 2014 at 11:50 am

    aigoooo… bangsawan cho dan putri kim sweet bgt.. jadi iri nih. #plak :p
    kyuwooknya berbaikan tp kasian lee-nya ya.. 😦 ttp ingin menepati janjinya yg akan melindungi putri meskipun dr jauh. hikshiks. TT.TT
    cinta segitiga memang menyakitkan.

    aiiihhh… eonni, main kabur aja. kabur di saat yg tepat ya eonn. kyaaaa…!!!
    btw, aq suka eonni ksh bonus pic mereka, jd semakin bs ngebayangin peran mereka. aigoo, wook emg cantik eon. tdk di ragukan lg. hihihihi…

    Lanjjjoooooouuutttt eonni.. semangat terus utk lanjutin dan nulis ff2 lainnya.
    Fighting^^

     
  2. black.pitch

    Februari 27, 2014 at 2:32 pm

    Aiiiyeee unnniii~
    Aii fine in here… lama juga yah kiranya gak disambung..
    syukurlah, pada akhirnya dad and mom kembali bersatu…
    meski Min-nya agak kesakitan, tapi dia belajar untuk merelakan…
    itu bagus bangett…
    dan….

    dan di chapter depan bakal ada apa? masih adakah masalahnya?
    I mean muncul masalah baru? oh ya, mentri yun itu enggak keliatan lagi deh, apa bakal ada pemeran baru? atau pada akhirnya MinWook? what will you do un?

    Aii hanya akan menunggu~ dan, untuk panggilannya, udah kerenan itu aja un~ jangan di ubah lagi…. ne^^~

    Trims untuk ketikan kali ini, and kept writing~ yoho

     
  3. mazayasalsabila

    Februari 27, 2014 at 6:46 pm

    wuaaaahhh ..
    tbc nya bgs bgt ya eon…
    hahahaha…

    akhirnya kyuwook nya baikan ya.
    bgs deh.
    byas jalaninnya enak.
    *loh apa ya???
    hahaha…

    kasian min nya..
    pergi aja deh dari pada sakit.
    *ngompor2in.
    hahaha…

    di tunggu kelanjutannya eon.
    nnt yg panjaaaaaaaaannnnng ya.
    hahaha…

     
  4. tyaSomnia

    Februari 27, 2014 at 8:11 pm

    Oh my God, Oh my No, Oh my Wow!! *korban nemenin ponakan nonton sinetron*
    jd udah deal nih.. kyuwook?? no minwook? udah ikhlas saengi ku sayang??

    Ohh.. kyuwook lg asik-asik.. tp kok di potong sih.. kan pengen liat.. untung aku bs bayangin nya.. wkwkwk..
    kyuwook nikmatin waktu aja sebelum eyang yuyun gangguin lg..
    biasanya saeguk kan ga bakal abis sebelum musuhnya is dead..

    yo dilanjut sayang.. unni selalu menunggumu..
    jgn lupa mr.turn on nya unni, itu juga ditunggu.. #kisskissmuah

     
  5. Ryena RinG

    Februari 27, 2014 at 8:23 pm

    OH MY GOD O__O so thanKyu so much eonni~~~~~~ ^^
    akhirnya bangsawan Cho dan putri Kim bersatu dalam naunagn cinta yang sangat manis dan bahkan buat saya jadi diabet akut 😀
    dan…. knpa kata0kata Kyu begitu manis?? eonni yg ngajarin yah.kkk~
    ukh,,, kasian Lee yang tersakiti #pelukLee suatu saat kau akan menmukan seseorang yang kau cintai dan bahkan mencintaimu juga #lirikKireyeonni hahaha
    so, apa yang akan terjadi nanti? jgn pisahin mereka yah eon, mereka juga baru mermesra-mesraan.. tunggu mpe punya anak dulu..hehehe

    selalu ditunggu update’n selanjutnya eonni ^^ #kisshug

     
  6. RyeosomniaSichi

    Februari 27, 2014 at 9:49 pm

    OMG.. OMG.. OMG.. OMG.. *heboh

    ini chapter tergokil, teromantis, terkeren sekaligus tersedih.. *peluk umin*

    aku bingung mau ngomong apa, padahal td udah dikepala haha..

    Bangsawan cho~~ gue suka gaya loe.. *alay*
    jadi ngebayangin wajah putri kim klu lagi malu + merah merona, disini dia berubah jadi pemalu, manis manis gimanaaaaaaaa gitu.. Smpe bangsawan cho klepek klepek..

    Ini rated udah menjurus ke M haha..
    Aku malu-malu macan(?) baca adegan mesra2an sm ciumannya..
    Aigoooo~ romantisss nya sungguh terlalu..

    Mr. Lee tabahkanlah hatimu, jangan menangisi putri kim, masih ada aku yg akan selalu setia pada dirimu.. *kedip-kedip*

    tadinya aku kira ini chap ini udah end, ternyata msih tebece.. *syukurlah* berarti kemesraan pasutri itu akan msih berlanjut hahayyyeaah~

    updatenya jangan terlalu ngaret berkepanjangan yah yah yah.. *bbuing bbuing bbuing*

     
  7. duniakyu

    Februari 28, 2014 at 1:16 am

    X_X”̮º°˚°ºjīαнº°˚°º”̮X_X tanggung bingit .pdhal lg asyik bangsawan cho sm putri kim nya . Btw so far I love this chapter so much…bangsawan cho so sweet ><. Jd cepet lanjutin chapternya..lg nanggung tuh xD

     
  8. Ryeon9yu

    Februari 28, 2014 at 4:40 pm

    Yeyeye akhirny update..
    Chap ni sweet bnget kyuwookny tp kasihan sungminku..
    Sungmin relakan lh kyuwook,sungmin sm q aja hehe
    baca ni bikin q deg2an haha
    chap dpn sweet2an kyak gini lg ya kak..
    Si eyang yun tunda dulu kemunculanny okok
    semangat!!

     
  9. byunhyerin

    Maret 2, 2014 at 9:20 am

    Tab aku lagi lola nih eon.. makannya lama review nya. Kya ..ini so sweet bgt. Kyuwook baikan .. akh leganya melihat mereka seperti dulu lgi . baby wook malu buat manggil kta suami ku kekek.. tetapi eon aku kasihan sama min #nangis dia terlalu baik untuk disakiti. Apa baby wook gk ada sedikit kek perasaan sama min gtu?? Apa adakah konflik lagi? Hyerin punya firsat bakalan ada konflik lagi nih .. semoga aja gk nyakitin hati baby wook. Lnjut eonnie

     
  10. @lailatulwookie

    Maret 2, 2014 at 1:55 pm

    Kyaaaaaa eonnie gomawo ne udh ngasih aku pw nya~ #kasihuming#
    kyaaaaaaa aku baca.a sampe nyengir” gaje bayangin wookie pake hanbook wkwkwks …terus kyu yg buka” hanbook nya wook hahaha…aighoo~ >_<

    wookienya manis banget sih … Mukanya gampang memerah nih… Hihi *cubitpipiwook*

    ahhhh lanjutttt eon aku pgen tau kisah mereka …fightinggggg

     
  11. ryeoryeong

    Maret 4, 2014 at 11:48 am

    lalalalalalalala~ gak liat gak liat itu lagi ngapain (/.\) romantis banget itu suasananya,tapi ada yang berbahagia ada yang terluka nih,hiks.. kalo kyuwook sekarang udah bahagia dan saling menerima,gimana sama lee?? lee sakit tuhh~ >,< lee diobatin sama aku aja deh '3' kkkk~

     
  12. adel

    Maret 6, 2014 at 8:46 pm

    haihaihaiiii,,, btw gomawo chingu pw nyaaaaaaa….
    tp gnatung bgt tau,, masa pas bgituan di nc?? kkkkkkk
    smoga mreka sgera punya baby,, hihi, lanjuuut nae, FIGHTING!!!!!!!!!!!!!!

     
  13. diah_kyuwook

    Maret 9, 2014 at 7:56 pm

    kya..kya…..
    #tutupmatabarenghyukjae

    eonni knpa tbc, pdhl msh asik2nya baca 😦
    kasian lee pasti sakit banget klo jadi lee,, 😦
    tapi aku suka bagian kyuwooknya,, yaampun sweet banget 😀
    cpt2 ksi dd bayi ya, yg ganteng ato yang cantik jga bolehh,,, kkkk~ #ppplllaakkk

    bwt panggilannya biarin aja eonni,, panggil ‘suamiku’ sma ‘istriku’ bnr2 brsa kyk di kerajaan deh,,,hehehe

    ouh yha, pasti ada konflik lagi kan? jgn smpk mrka pisah ya eon, gak rela klo ,mrka pisah gtu,, 😦

    di tunggu chap slanjutnya eonni ,,,
    pai…pai.. 🙂 😀

     
  14. @JGbaristas

    Maret 10, 2014 at 12:41 am

    Owh~aku ketinggalan ini,,baru sempet baca juga huhu~ini kyuwooknya romantis adeuh huhu~
    tapi Leenya kasian cuman bisa ngejaga Putri Kim dari jauh aja.
    Nah apa kabar sama gubernur yun??

    Huhu,thanks ya kakak pwnya ;*

     
  15. octha

    Maret 15, 2014 at 5:24 pm

    akh……knp tuh tbc nongol disitu, orang lg mau hot2 nya jg, ya chingu nanggung.

    akhrnya kyuwook bz brdamai jg, moment mrk memang slalu so sweet.

    lee debak, salut buat lee yg udah ngerlain putri kim bwt bangsawan cho, dah gtu dia jg msh mau ngelindungin putri kim lg, wahh….keren. ok di tunggu klanjutan crtanya. dan smoga ga lama. hehehe….!!!!! gomawo ne.

     
  16. shinra

    Maret 22, 2014 at 1:46 am

    eonni mian bru bca ffmu ini,mslahnya bru smpt hehehehehehehe

    mkin bgus eonni, akhirnya bhgia jg kyuwook,tp sdih lhat lee nya hnya bs mlindungi tnpa hrus memiliki,krna putri kim sdah memilih bangsawan cho.

    eonni FIGHTING.

     
  17. novie

    Maret 22, 2014 at 9:41 am

    So sweet Putri Kim dan Bangsawan CHo. Tapi kurang hot ;-). Kasihan Lee-nya. Hanya bisa mencintai Putri Kim tapi tidak bisa memiliki :-).

     
  18. Regita Ever Lasting Friend

    Maret 27, 2014 at 3:38 pm

    Moment bangsawan Cho dan putri Kim di chap ini so sweeetttt *pingsan* aiggoo bangsawan Cho yg telah menjadi suaminya akan selalu menjaganya, kyyaa bangsawan cho semangat sekali menggoda putri kim lihat saja sampai membuat putri kim merona gitu , ahh pengawal Lee baik sekali dia ikut bahagia saat putri kim jg bahagia, aku suka dengan sikap pengawal Lee ~ di tunggu chap selanjutnya ne fighting

     
  19. jangmiyesi

    April 15, 2014 at 8:38 pm

    😉
    finally kyuwook moment nya muncul juga & ini manissss bgt 😉
    aku suka,,,,

    ini chap yg ringan bkin senyum2 pas bcanya 😉

    udah ah gk tw mw ngmng apa lgi
    pkoknya intinya d chap ini cukup memuaskan 🙂

     
  20. Rianti

    Juni 2, 2014 at 11:18 am

    Ah..kyuwook so sweet….
    Tpi kurang hot sih…
    Itu LEE kasihan banget,
    emang gk ada calon untuk Lee kan kasihan dia cuman sendiri atau authorny ikutan main..

     
  21. chobabywook

    Juli 12, 2014 at 5:39 am

    ya ampun,, padahal aku udah buat coment panjang banget eh gak tau nya gak muncul.. mau tidak mau buat ulang #curcol.
    huwaaaa… kan benar apa yang aku bilang moment kyuwook nya indah sweetttt pakai banget, tapi aku sedih liat min yang seperti itu #nangisdipojokanbarengmin.. aku salut dengan min #hug
    disatu sisi aku senag putri kim dan bangsawan cho baikkan, tapi aku kasihan liat min :(. dan aku juga pengennya ini kyuwook tapi gak tega liat min sedih bagaimana pun juga dia bias ketiga yang ku anggap oppa kesayanganku yang pertama wook nae yeobo, dan kyu nae chagi #maruk -_-
    udah ntar min ama ku aja ne thor ok #tarikmin
    kita bahas keomantisan kyuwook gila demi apa ini benar sweettt, aduh kyu disini benar benar lembut meski sedikit mesum #dijitakkyu -_-
    tapi tapi kyu seperti suami idaman ku #plak
    untuk panggilang “suamiku” “isrtiku” itu ringan tapi romatis buat aku senyu- senyum sendiri
    ok sekian deh aku mau baca selanjutnya

     
  22. mie2ryeofishy

    September 6, 2014 at 7:33 am

    omegattt…….mreka akhirx O.O
    tp knp q mkirx psti bz nie bkal ad sstu yg rumit y?
    tp q brhrp bgt unni g mshin kyuwook nntix/gaknyambung…n kkkkk

     
  23. Ryeowookie

    Desember 8, 2014 at 10:21 am

    Kkyyyyyyaaaaaaa, kalian so sweet, manis dan mesrraaaaa sekalli 🙂 🙂 🙂 aku jd gemes
    Baca part ini, bikin aku senyum senyum sendiri kayak orang gak waras, bahagia sekali lyat kyuwook akur dan romantis romantis ria 🙂 🙂 🙂
    Dan yang lebih fenomenal dari itu adalah……………………….
    .
    .
    .
    Akhirnya kyuwook melakukan malam pertama juga, senangnya *padahal kan yang melakukan mereka, bukan gua #plak*
    Padahal lg asyik-asyiknya baca eon, kenapa TBC ??????? Lebih ‘mendalam’ dikit juga gk papa kok eon, aku udah dewasa !! hehehehe 🙂 😀
    Oke, neeeexxtttt 🙂 🙂

     

Tinggalkan komentar